Workshop Sabun Daur Ulang dari Minyak Jelantah: Edukasi Ramah Lingkungan dan Peluang Ekonomi bagi Warga Playen

Workshop Sabun Daur Ulang dari Minyak Jelantah: Edukasi Ramah Lingkungan dan Peluang Ekonomi bagi Warga Playen

Oleh: Tim SADAKAH
21 September 2025

Tim PPK Ormawa HIMATIKA FMIPA UNY 2025 kembali melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Workshop Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah pada Gunungkidul, 21 September 2025. Acara ini diselenggarakan di Balai Kalurahan Playen dengan dihadiri oleh  warga masyarakat dar berbagai padukuhan yang antusias mengikuti jalannya kegiatan. Acara diawali dengan sambutan dari Ketua PPK Ormawa HIMATIKA FMIPA UNY 2025, Septiana Nabila Dwi Halisa, yang menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa dalam memberikan solusi pengelolaan sampah rumah tangga yang aplikatif.

Workshop terbagi dalam dua sesi utama. Sesi pertama dipandu oleh Ibu Isti Yunita, yang memaparkan materi dan praktik pembuatan sabun cair dari minyak jelantah. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan pada konsep dasar saponifikasi, yaitu reaksi kimia antara asam lemak dalam minyak dengan basa kuat (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin.

Proses diawali dengan pemurnian minyak jelantah menggunakan saringan atau arang kayu untuk menghilangkan bau tengik, kemudian dilakukan pencampuran dengan larutan basa. Setelah itu, campuran dipanaskan dan diaduk hingga terbentuk pasta sabun, lalu diencerkan dengan air hingga menjadi sabun cair.

Selain penjelasan teknis, peserta juga diberi wawasan mengenai manfaat sabun cair hasil olahan ini yang aman digunakan untuk mencuci peralatan rumah tangga maupun pakaian. Praktik dilakukan secara berkelompok, sehingga peserta dapat langsung mencoba langkah demi langkah dengan pendampingan tim mahasiswa. Suasana interaktif tercipta melalui sesi tanya jawab, di mana warga menanyakan cara menjaga kualitas sabun serta alternatif bahan pewangi alami yang bisa ditambahkan.

Sesi kedua menghadirkan Dr. Sri Rahayu, M.M., yang membawakan materi tentang pembuatan sabun padat sekaligus strategi pemasaran produk ramah lingkungan. Beliau menjelaskan dampak negatif minyak jelantah jika dibuang sembarangan, seperti pencemaran air, tanah, hingga risiko kesehatan seperti kolesterol dan penyakit jantung. Dengan mendaur ulang minyak jelantah menjadi sabun, masyarakat tidak hanya berkontribusi mengurangi limbah, tetapi juga membuka peluang usaha kecil berbasis green product.

Dalam praktik pembuatan sabun padat, peserta belajar menjernihkan minyak, mencampur dengan larutan soda api, mengaduk hingga kental seperti mayones, kemudian menuangkannya ke dalam cetakan. Sabun yang dihasilkan perlu melalui proses curing selama beberapa minggu agar aman digunakan. Dr. Sri Rahayu juga membahas konsep green marketing, yaitu strategi memasarkan produk yang ramah lingkungan, mulai dari desain kemasan, penentuan harga, hingga cara promosi yang menekankan keberlanjutan. Hal ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk menjadikan sabun daur ulang sebagai produk unggulan lokal yang bernilai jual.

Sepanjang kegiatan, terlihat antusiasme tinggi dari warga yang aktif bertanya dan berpartisipasi dalam praktik. Beberapa bahkan menyampaikan rencana untuk mencoba kembali pembuatan sabun di rumah. Panitia juga membagikan pre-test dan post-test guna mengukur pemahaman peserta sebelum dan sesudah workshop. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai teknik daur ulang minyak jelantah dan pentingnya perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

Workshop ini bukan hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga. Minyak jelantah yang selama ini dianggap tidak berguna, ternyata dapat diolah menjadi produk bermanfaat sekaligus bernilai ekonomi. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan warga Playen mampu mempraktikkan secara mandiri pembuatan sabun daur ulang, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun pengembangan usaha kecil.

Pada akhir acara, seluruh peserta diajak untuk melakukan sesi foto bersama sebagai penutup kegiatan. Tim PPK Ormawa HIMATIKA FMIPA UNY 2025 menyampaikan harapan agar keterampilan yang diperoleh dapat berkelanjutan, serta menjadi langkah nyata dalam mewujudkan masyarakat yang mandiri, sehat, dan peduli terhadap lingkungan.


Bagikan Artikel: